Sabtu, 24 November 2012

Ceritaku...........!!!!!!

Aku sempurna dengan ceritaku. Begitu juga aku sempurna dengan bitter-sweet memories di dalamnya. Semua disini seperti pelangi. Warna-warni beragam, berupa tapi tak hanya itu. Kadang juga bisa seperti badai, kelam bahkan suram. Tapi aku selalu percaya, "After a hurricane comes a rainbow", setelah badai pasti muncul pelangi.

Pelangi di masa iubah, kerudung neci putih serta berpakaian jas rapih semakin kurasakan kehadirannya di detik-detik berakhirnya masa sekolahku disini. Siapa yang tau waktu berjalan begitu cepat? Meninggalkan serpihan debu-debu bergontaian diterpa angin. Hmm. Sepertinya baru kemarin aku merasakan menjadi seorang remaja SMP, berawal dari masa pendaftaran disusul berbagai even-even menarik yang selalu meninggalkan cerita tersendiri. Cerita bahagia, sedih, benci, haaru dan berjuta jenis perasaan lainnya. Baru kemarin rasanya berkenalan dengan mereka, tokoh-tokoh dalam kisah Q ini. Beberapa diantaranya membawa cerita menarik, entah persahabatan, perselisihan bahkan tidak ketinggalan percintaan.

Warna pelangi muncul lebih terang saat pentas seni tahunan diadakan. Berwarna. Ceria. Istimewa. Persahabatan yang mengharu biru. Perselisihan yang menusuk. Percintaan yang membingungkan. Semua membuat seragam Q ini menyisakan cerita untuk ku kenang nanti saat menginjakkan kembali kakiku di lapangan ini. Lapangan upacara tiga tahun terakhir ini. Yang akan selalu riuh dengan celotehan remaja membahas apa saja di setiap seninnya. Tempat dimana pentas seni digelar, dijejali penonton, dihias cahaya bulan bintang. Suatu saat, pijakan kakiku disini pasti menjadi hal yang teramat sangat kurindukan.

Persahabatan yang dibuat erat bahkan bisa berubah menjadi perselisihan yang ketat. Semua mengajariku apa arti kehidupan ini. Mereka, sahabat atau rivalku, akan tetap menjadi kawan perjalanan hidup. Memberi pelajaran tentang pengertian, mengasihi, menghargai, menilai juga mengoreksi diri tidak luput dari peran mereka, 58 siswa angkatan 2012 ini. Betapa aku sangat menghargai kalian sebagai tokoh utama rentetan cerita hidupku.

Waktu-waktu terakhir semakin menipis, aku merindukan mereka, merindukan seragamku bahkan disaat aku belum meninggalkan pijakan kakiku di sekolah ini aku telah merindukan semua.

Belum aku bahas tentang kisah cinta. Kisah cinta masa kkelas 4 TMI mungkin adalah kisah cinta yang paling dinanti, terindah, terekstrim dan terkenang selama hidup. Bagaimana bisa permulaan yang manis dan indah akan menjadi akhir yang menyedihkan, bahkan menguras air mata. Kelabilan dan kenaifan remaja, katanya. Aku memilikinya sebagai penopang kekuatanku, sandaran hati di saat aku lelah, penenang saat emosi memuncak. Aku memilikinya saat orang lain, saat mereka menjauhiku, saat mereka membenciku dan tidak menginginkan hadirku. Aku memilikinya yang senantiasa mengajariku untuk kuat, untuk lebih hebat. Setia menemaniku. Lembut dan manis. Siapa yang tau esok hari? Siapa tau yang akan terjadi besok bahkan kebalikannya? Siapa yang sangka aku dan dia sekarang bahkan bukan apa-apa. Tidak ada status hubungan. Atau bisa ku sebut kita sekarang teman biasa. Kita kekurangan cahaya. Aku yakini diriku bahwa yang berubah hanya kita, bukan aku atau bahkan dia. Seperti katanya, cukup aku dan dia yang tahu. Tidak ada yang perlu disesali. Kisah cintaku tidak stragis kelihatannya. Sempat aku terpuruk namun malaikat-malaikatNya satu persatu datang memberi kekuatan bahwa akan selalu ada pelajaran yang bisa ku ambil. Tuhan selalu memberi alasan mengapa Ia memberikan seseorang sama seperti mengapa Ia mengambilnya kembali. Sesederhana itu. Aku belajar terbang namun pasti aku akan sering terjatuh terlebih dahulu. Sekarang pun aku masih belajar terbang meski harus sendiri tanpa penolong. Kisah cintaku seperti capuccino hangat. Setelah kau teguk sisi pahitnya, sisi manisnya kau dapat. Begitu seterusnya. Tapi semuanya aku syukuri. Karena tanpanya, pelangiku tak akan lengkap. Dan aku yakin suatu saat pelangiku akan lengkap kembali.

Saat ini, aku lebih tenang dengan mengenangnya disini. sendiri dan menulis. Ada keinginan untuk menuliskan setiap detail kenangan di PPM Al-Ikhlash ini hingga tak ada satupun yang tercecer. Semakin aku mengingat kenangan-kenangan itu, semakin aku tidak ingin meninggalkan semua ini

Sang Juara, begitu kusebut kelas ini, adalah mereka yang tahu seluk-beluk kelebihan juga kekuranganku, kekuatan juga kelemahanku, baik burukku. Aku mencintai mereka. Ada saat dulu, dimana kita tidak pernah seakur saat ini, sekompak saat ini. Tapi semuanya bisa teratasi. Berat rasanya nanti tidak akan mendengar celotehan juga candaan mereka di hari-hari kedepannya. Berat rasanya mengingat aku tidak akan melihat mereka dalam satu kelas lagi. Betapa aku mencintai kalian dan sejuta keunikan kalian Sang Juaraku.